Tulisan ini sudah banyak sekali yg mengupload di dunia maya.
Akhirnya akupun tidak bisa lagi menahan keinginan ,
untuk juga menguploadnya di Multiply (November 2009) dan . . . di sini . . .
———————————————————————————————————————-
Suatu hari, Plato bertanya pada Socrates , gurunya.
“Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya ?“
Socrates menjawab.
“Di sana , ada hutan dekat ladang gandum.
Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali ,
kemudian ambillah satu saja ranting.
Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan ,
artinya kamu telah menemukan cinta”.
Plato pun berjalan.
Beberapa lama kemudian dia kembali dengan tangan kosong , tanpa membawa apapun.
Socrates bertanya.
“Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting ?”
Plato menjawab.
“Aku hanya boleh membawa satu saja ,
dan saat berjalan tidak boleh berbalik mundur kembali.
Sebenarnya aku telah menemukan ranting yang paling menakjubkan ,
tapi aku mengira ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana ,
jadi tak kuambil ranting tersebut.
Saat aku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi baru kusadari ,
bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi ,
jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya.”
Socrates kemudian menjawab.
“Jadi , ya itulah cinta.”
Di hari yang lain , Plato bertanya lagi pada Socrates , gurunya ,
“Apa itu perkawinan ? Bagaimana saya bisa menemukannya ?“
Socrates pun menjawab.
“Ada hutan yang subur di depan sana.
Berjalanlah tanpa menoleh ataupun mundur kembali ,
dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja.
Tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling menakjubkan ,
karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan.”
Plato pun berjalan.
Tidak seberapa lama kemudian , dia kembali dengan membawa pohon.
Pohon itu nampak biasa-biasa saja.
Bukanlah pohon yang segar dan subur , dan tidak juga tinggi.
Socrates kemudian bertanya ,
“Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu ?”
Plato pun menjawab.
“Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya ,
ternyata aku kembali dengan tangan kosong.
Jadi dikesempatan ini , setelah menjelajah setengah hutan ,
ketika aku melihat pohon ini dan kurasa cukup baik ,
kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini.
Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya.“
Socrates pun kemudian menjawab.
“Dan , ya itulah perkawinan.”
———————————————————————————————————————-
Cinta itu semakin dicari , maka semakin tidak ditemukan.
Cinta adanya di dalam lubuk hati ,
ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta ,
maka yang didapat adalah kehampaan . . . . .
tiada sesuatupun yang didapat dan tidak dapat kembali.
Waktu dan keadaan tidak dapat diputar mundur.
Terimalah cinta apa adanya.
Kebahagiaan -oleh cinta- bisa dirasakan bukan hanya karena diberikan ,
namun juga karena kesediaan menerima dengan ikhlas . . . dan mensyukuri . . . .
( Yoga Hart )
S.O.T.R , Feb ’11
Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta.
Adalah proses mendapatkan kesempatan.
Ketika kita mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada ,
maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya.
Perkawinan bukanlah untuk mencari pribadi sempurna ,
namun lebih untuk menjadi pribadi yg sempurna.
Sempurna dalam artian sebagaimana mestinya
seseorang yg mengikatkan diri pada sebuah komitmen , perkawinan.
Kita selalu berharap
akan menemukan seseorang yg memahami dan menerima kita apa adanya ,
tanpa kita pernah menyadari , setiap orang juga berharapan yg sama.
Sehingga ketika kita merasa telah bertemu dengan seseorang yg kita angankan ,
kita tidak juga berusaha untuk mengimbangi , memahami dan menerimanya apa adanya.
( Yoga Hart )
Ketika kesempurnaan cinta dan perkawinan yg kita cari dan ingin kita dapatkan ,
maka akan banyak waktu yg tersia-sia dalam menjalani kehidupan itu ,
karena , sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.
Persatuan sepasang manusia dalam ikatan sakral pernikahan ,
bukan berarti melepaskan , melenyapkan persoalan kehidupan masing-masing ,
(beberapa malah menambah persoalan baru . . . )
tapi menggabungkan persoalan-persoalan tersebut menjadi satu ,
untuk diatasi secara bersama-sama . . . . . . dengan cinta kasih.
( Yoga Hart )
S.O.T.R , Agustus ’09
=================================================